
SEPUTAR BULAN
OKTOBER - NOVEMBER
.png)
Perjuangan Menggapai Mimpi
Menduduki bangku di perguruan tinggi bergengsi menjadi sesuatu yang... baca selengkapnya

Tingkatkan Imun Tubuh dan Kepedulian Terhadap Sesama
Asah Raga dan Rasa (ARSA) adalah kegiatan perlombaan olahraga virtual run and ride yang ... baca selengkapnya

Kreativitas di Era Literasi Digital
OSIS SMA Santa Ursula BSD menyelenggarakan webinar interaktif ASTRAL yang ... baca selengkapnya
PERJUANGAN MENGGAPAI MIMPI
Penulis:
Vanya Aurelia S. XI IPB
Elisabeth Clara D. XII IPS 1
Menduduki bangku di perguruan tinggi bergengsi menjadi sesuatu yang diidam-idamkan bagi semua orang, terutama peserta didik kelas 12 yang sebentar lagi akan menginjakkan kaki di dunia perkuliahan. Untuk mewujudkannya, tentu mereka harus menghadapi perjalanan yang tidak mudah. Berbagai proses telah dilalui, mulai dari menentukan jurusan kuliah, cita-cita, dan universitas. Menjelang akhir semester ganjil kelas 12, sudah banyak universitas yang membuka pendaftaran mahasiswa baru melalui jalur mandiri maupun beasiswa. Di sinilah semua peserta didik dari berbagai penjuru bersaing demi merebut bangku di perguruan tinggi impian mereka.
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi salah satu perguruan tinggi yang banyak diminati peserta didik kelas 12 di seluruh Indonesia, dimana setiap tahunnya para siswa berlomba-lomba untuk mengikuti seleksi masuk PTN dengan persiapan yang intensif tentunya. Seperti halnya Tiara Luciana Siahaan, siswi kelas XII IPS 1 yang ingin melanjutkan studi S1 Hukum ke Universitas Indonesia (UI). Ia memilih UI karena UI merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia. Selain itu, ia memiliki pilihan lain yaitu Universitas Padjadjaran (UNPAD) karena universitas tersebut memiliki jurusan Hukum yang bagus dan lokasinya juga dengan Jakarta. Sebelum memutuskan akan mengambil jurusan Hukum, dirinya sempat tertarik dengan jurusan Hubungan Internasional karena perjalanannya karir musiknya di luar negeri. Namun, pada akhirnya ia menggali berbagai informasi dan memantapkan pilihannya pada jurusan Hukum serta memiliki keinginan untuk menjadi seorang diplomat. Untuk memasuki perguruan tinggi tersebut, Tiara ingin mencoba semua jalur masuk PTN yang ada, mulai dari SNMPTN (nilai rapor), SBMPTN, dan jalur mandiri apabila tidak diterima pada dua jalur sebelumnya. Untuk meningkatkan peluang lolos masuk PTN, Tiara telah mengikuti bimbingan belajar khusus masuk PTN sejak pertengahan bulan Juli lalu. Ia mengungkapkan bahwa selama mengikuti bimbingan, ia berusaha untuk fokus agar ia tidak perlu mengulang materi yang tidak dipahami di rumah.
Akan tetapi berbeda dengan Matthew dari kelas XII MIPA 1 yang memutuskan untuk masuk ke Perguruan Tinggi Swasta (PTS), yaitu BINUS University. Kesukaannya terhadap teknologi membuat Matthew memilih jurusan Computer Science yang terspesialisasi di Mobile Application and Technology. BINUS University dipilih karena lokasinya dekat dengan tempat tinggalnya sehingga ia merasa dapat lebih sering mengunjungi tempat kuliahnya. Ia juga tertarik dengan program 2+1 yang ditawarkan oleh BINUS, dimana mahasiswa dapat memilih untuk berkuliah di kampus BINUS mana saja. Ada pula enrichment program dimana pada semester akhir mahasiswa dapat memilih 5 macam program, di antaranya studi ke luar negeri, magang, menjadi entrepreneur, penelitian bersama dosen, dan kegiatan sosial. Kini, Matthew telah diterima menjadi mahasiswa baru BINUS University melalui program BSS (Best School Scholarship) yang disediakan BINUS bersama dengan sekolah partner, salah satunya SMA Santa Ursula BSD. Mekanismenya sekolah merekomendasikan maksimal sepuluh peserta didik yang sekiranya kompeten kepada BINUS dan Matthew terpilih menjadi salah satu peserta didik yang dipilih sekolah untuk mendapatkan beasiswa 100% meliputi uang laboratorium, uang pangkal, dan uang bangunan selama 4 tahun kuliah. Ketika mendapat pengumuman bahwa dirinya lolos dalam program beasiswa ini, ia mengakui dirinya gemetar bercampur senang karena hal ini merupakan pencapaian terbaiknya. Dengan mengambil program studi Computer Science, ia berharap kelak dapat menjadi technopreneurs, yakni seorang entrepreneur di bidang teknologi.
Selain PTN dan PTS yang memberikan kesempatan para pelajar untuk memilih perguruan tinggi yang ada di dalam negeri sesuai dengan minat mereka. Adapun peserta didik kelas XII MIPA 3, Cornelius Lilik yang memutuskan untuk mengenyam pendidikan di luar negeri dengan mengambil jurusan Aerospace di Universitas Kyushu, Fukuoka, Jepang. Keinginannya melanjutkan pendidikan ke Jepang terinspirasi oleh beberapa kakak kelasnya yang terlebih dahulu berkuliah di Jepang. Jurusan Aerospace ia ambil karena dirinya memiliki ketertarikan dengan bidang tersebut. Walaupun pada mulanya tidak pernah terpikirkan untuk mengambil jurusan ini, ia terdorong oleh program-program yang ditawarkan oleh universitas yang kemudian membulatkan keputusannya untuk mengambil Aerospace.
Cornel menyatakan bahwa ia ingin menggunakan jalur mandiri untuk masuk ke Universitas Kyushu. Tak lupa ia juga membagikan beberapa tips bagi mereka yang sedang mempersiapkan diri mereka untuk masuk ke perguruan tinggi di luar negeri. Menurutnya, sangat penting bagi mereka yang ingin berkuliah di luar negeri mempersiapkan mental dan keberanian yang kuat untuk dapat hidup mandiri di negara asing karena nantinya mereka akan tinggal dan mengurus segala kebutuhan mereka sendiri. Kalaupun bersama dengan teman, lingkungan pertemanan yang akan dihadapi tentunya tidak akan sama dengan teman-teman di masa-masa sekolah. Butuh pendirian dan mentalitas yang kuat untuk menghadapi segala rintangan yang mungkin ada. Kemampuan berbahasa juga menjadi aspek penting untuk diingat karena adanya perbedaan bahasa yang digunakan di negara tujuan dan negara asal pelajar.Maka penting bagi pelajar asing untuk mempelajari bahasa dari negara tujuan mereka agar mereka bisa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik juga bisa berbaur dengan teman-teman di perguruan tinggi. Nilai akademis juga menjadi salah satu faktor pendukung yang cukup kuat dikarenakan menjadi salah satu kriteria yang akan dilihat oleh pihak universitas dalam menentukan pelajar yang akan mereka terima. Oleh karena itu, mentalitas yang kuat, kemampuan berbahasa, dan nilai yang mendukung menjadi 3 aspek utama yang harus dipersiapkan bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri.
“Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit. Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang.”
-Ir. Soekarno-
TINGKATKAN IMUN TUBUH DAN KEPEDULIAN TERHADAP SESAMA
Penulis:
Vanya Aurelia S. XI IPB
Elisabeth Clara D. XII IPS 1
Asah Raga dan Rasa (ARSA) adalah kegiatan perlombaan olahraga virtual run and ride yang diselenggarakan oleh BP OSIS SMA Santa Ursula BSD pada tanggal 18-24 Oktober 2021. Kegiatan ini terbuka bagi peserta didik, tenaga pendidik/kependidikan/penunjang, hingga alumni SMA Santa Ursula BSD untuk mengasah raga dan kepedulian terhadap sesama. Setiap peserta dipungut biaya pendaftaran sebesar Rp35.000,00 untuk setiap kategori perlombaan, baik run maupun ride. Sejumlah dana yang terkumpul akan didonasikan dalam bentuk plant-based meal bersama dengan organisasi non-profit Green Welfare Indonesia.
Peserta didik, tenaga pendidik, hingga alumni yang turut berpartisipasi dalam ARSA berkesempatan menjadi pemenang apabila mereka memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Khusus perlombaan virtual run, terdapat dua kategori pemenang yang dilihat dari jarak tempuh (distance) dan kecepatan rata-rata (average pace) yang dapat dilihat melalui rekaman pada aplikasi Strava.
Anthony, salah satu peserta didik kelas XI IPS 3 mengikuti perlombaan ini untuk mengisi waktu luangnya. Selama periode ARSA berlangsung, ia memang tidak setiap hari berlari dikarenakan harus mengerjakan tugas-tugas sekolahnya. Namun, ia tetap menyempatkan dirinya berlari di komplek sekitar rumah apabila ada waktu kosong ketika tugasnya sudah diselesaikan. Dalam kesehariannya, Anthony selalu menyelipkan kebiasaan rutin berolahraga, meliputi olahraga lari, basket, voli atau futsal sebanyak dua kali dalam seminggu. Menurutnya, di tengah berbagai kesibukan yang ada, kita harus pintar untuk membagi waktu. Daripada bosan di rumah dan hanya memainkan gawai, lebih baik sempatkan diri untuk berolahraga mengingat olahraga memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan diri kita. Anthony rupanya berhasil menjadi pemenang urutan kedua virtual run kategori average pace sebesar 4:30 menit/km. Pada dasarnya, ia merasa fisiknya telah terbiasa dilatih sehingga berlari dalam kecepatan tinggi bukan menjadi hal sulit untuk dirinya. ARSA dirasa Anthony menjadi kegiatan yang seru dan tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, melainkan untuk orang lain karena dana yang terkumpul akan didonasikan untuk orang-orang yang membutuhkan bantuan. ARSA ini juga dimanfaatkan olehnya untuk bertemu, berkumpul, dan berolahraga dengan teman-temannya.
Eduardus Alden Haradian, peserta didik lulusan bahasa angkatan 22 juga mengutarakan perasaan senangnya dapat berpartisipasi dalam kegiatan OSIS yang terbuka untuk Ikatan Alumni Santa Ursula Serpong Indonesia (ALUSIA). Dan dalam kesempatan ini, Kak Alden berhasil menjadi pemenang dalam perlombaan virtual ride dengan akumulasi jarak tempuh sejauh 451 kilometer. Ia memilih mengikuti virtual ride dikarenakan hobi bersepeda yang ia miliki sejak tahun 2017 dan saat ini ia juga masih dalam proses penyembuhan cedera otot kakinya sehingga ia masih belum mampu untuk berlari jauh. Dikarenakan ARSA mengusung konsep multiple submission, para peserta dapat berlari atau bersepeda kapan saja selama periode berlangsung dan total jarak serta kecepatan akan diakumulasikan di akhir periode. Hal ini menjadi kesempatan bagi Kak Alden untuk mengayuh sepedanya setiap hari, mulai dari hari Senin sampai Minggu. Biasanya, ia bersepeda dari rumahnya menuju Gading Serpong hingga Karawaci. Terkadang, jika ada waktu lebih ia memutari rute yang sama atau melalui rute yang lebih jauh, seperti Bintaro dan Pantai Tanjung Pasir.
Kak Alden mengatakan bahwa penting untuk bisa mengatur kegiatan sehari-hari seperti sekolah atau kuliah dan mengerjakan tugas terlebih dahulu sebelum menyisihkan waktu untuk berolahraga. Dengan begitu, kewajibannya tidak akan terlupakan karena sibuk berolahraga. Ia pun menambahkan bahwa dalam kesehariannya ia menyempatkan diri untuk bersepeda selama satu sampai dua kali dalam seminggu. Menurutnya, untuk memupuk kebiasaan berolahraga tidak perlu dilakukan setiap hari, tetapi cukup dengan melaksanakannya secara rutin tanpa perlu memaksakan diri.
Kak Alden berharap kegiatan seperti ARSA dapat diadakan kembali dan ia menyarankan kategori olahraganya lebih bervariasi, tidak terbatas pada lari atau bersepeda saja. Ia juga menyarankan durasi periode kegiatannya bisa diperpanjang sehingga peserta, khususnya ALUSIA yang memiliki beragam kesibukan dapat menyempatkan waktu untuk berpartisipasi dalam kegiatan ARSA ini.
“The miracle isn’t that I finished. The miracle is that I had the courage to start.”
-John Bingham-
KREATIVITAS DI ERA LITERASI DIGITAL
Penulis:
Vanya Aurelia S. XI IPB
Elisabeth Clara D. XII IPS 1
OSIS SMA Santa Ursula BSD menyelenggarakan webinar interaktif ASTRAL yang menghadirkan narasumber hebat dan berpengalaman di dunia content creating, yakni Jovial da Lopez. Tentu nama ini sudah tidak asing didengar di telinga generasi milenial. Kak Jovial adalah salah satu YouTuber yang terkenal di Indonesia sejak tahun 2010 melalui akunnya yang bernama Skinnyindonesian24 bersama adiknya, Andovi da Lopez. Hingga saat ini, ia telah menciptakan beragam karya menarik dan mencuri perhatian penonton, seperti film YouTuber, Bucin, DPR Musikal, dan masih banyak lagi. ASTRAL yang merupakan singkatan dari Asah Keterampilan di Masa Pandemi memiliki tujuan untuk menambah wawasan dan pengalaman peserta didik dalam bidang content creating, memberi kesempatan peserta didik untuk berinteraksi langsung dengan narasumber, serta menumbuhkan minat peserta didik dalam membuat suatu karya.
Untuk dapat berinteraksi langsung dengan Kak Jovial, pada mulanya ASTRAL membuka pendaftaran content creator bagi peserta didik SMA Santa Ursula BSD dimana mereka akan diminta untuk membuat satu video bertajuk “Melawan Krisis Literasi Digital sebagai Realitas Sosial Netizen Indonesia di Masa Pandemi” yang akan ditayangkan saat webinar berlangsung. Tak hanya itu, video mereka akan ditanggapi langsung oleh Kak Jovial yang berpengalaman di bidang tersebut. Nathan Wuei Saputra dari kelas X-C menjadi salah satu kontributor ASTRAL. Nathan membuat video sederhana seolah-olah ia sedang berbincang santai dengan penontonnya sambil membagikan informasi penting terkait literasi digital. Melalui videonya, Nathan berpesan kepada penonton untuk paham betul apa yang menjadi minat mereka agar segala macam literasi dapat diterima dan dikonsumsi dengan baik. Di balik itu, ternyata Nathan hanya memerlukan waktu 1 jam saja untuk mempersiapkan naskah, latar, hingga perekaman video. Ia mengaku tidak ingin melewati kesempatan berharga ini dimana karyanya dapat dikomentari langsung oleh Kak Jovial. Saat hasil karyanya ditayangkan di depan Kak Jovial dan seluruh peserta webinar, awalnya ia merasa tegang. Di sisi lain, ia senang karena mendapat masukan dan kritik positif yang membangun sehingga hal ini dapat berguna untuk membantu Nathan dalam membuat konten lainnya.
Selain Nathan, masih ada peserta lainnya yang turut berpartisipasi langsung dalam acara ASTRAL kali ini. Beatrice bersama Mareeq dan Bintang membuat video berkonsep sandiwara komedi pendek (skit) yang bertujuan untuk menghibur penonton sekaligus menyisipkan nilai-nilai edukatif di akhir video. Melalui yang video dibuat, Beatrice dan kelompoknya ingin menyampaikan pesan mengenai pentingnya berpikir dan menyaring informasi sebelum membagikannya kepada orang lain. Mulanya, mereka termotivasi untuk mengikuti ajang ASTRAL ini setelah mendengar bahwa narasumber yang akan datang adalah Kak Jovial dan berharap bisa dikenal langsung oleh sang narasumber. Beatrice juga menyampaikan bahwa untuk membuat ini, mereka memulai persiapan sejak hari pertama ASTRAL diumumkan. Ia juga menyampaikan kalau dalam mengedit video ini dibutuhkan waktu dari hari Sabtu sampai hari Senin. Selama pembuatan video itu pula, Beatrice dan kelompoknya sempat merasa ragu untuk mengumpulkan video mereka karena merasa grogi dan deg-degan mengingat video mereka akan ditampilkan di depan banyak orang. Namun, setelah dikomentari oleh Kak Jovial, ia mengaku merasa sangat lega seolah hanya Kak Jovial yang berada di hadapannya memberikan masukan mengenai videonya. Beatrice pun menyampaikan bahwa ia sangat senang mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan komentar positif langsung dari Kak Jovial mengenai video hasil buatan kelompoknya itu. Walau ia belum memiliki rencana untuk terus membuat atau mengambil karir yang berhubungan dengan konten kreatif, ia memiliki keinginan untuk bisa membuat sesuatu seperti art commision kelak dan pengalamannya di ASTRAL sangat membantunya untuk mewujudkan hal tersebut.
Kak Jovial selaku narasumber banyak memberikan wawasan positif yang membangun setiap pribadi generasi milenial sebagai agen perubahan bangsa. Kemungkinan, setelah mendapat banyak pembelajaran dari Kak Jovial, tumbuh semangat dalam diri peserta didik yang ingin menjadi content creator. Terkecuali Nathan dan Beatrice yang belum memiliki keinginan untuk merambah dunia pembuatan konten. Namun, pembelajaran bersama Kak Jovial ini dapat memberi pemahaman baru yang dapat menjadi bekal mereka di masa depan.