top of page
Beautiful Landscape

seputar bulan agustus

Mengintip Perjalanan LDR ala Pak Victor
196657.jpg

Mengunjungi kampung halaman merupakan momen yang dinanti-nanti oleh setiap orang...

baca selengkapnya

196657.jpg

MENGINTIP PERJALANAN LDR ALA PAK VICTOR

MENGINTIP PERJALANAN LDR ALA PAK VICTOR

Penulis:
Vanya Aurelia S. XI IPB
Elisabeth Clara D. XII IPS 1

Jumat, 27 Agustus 2021

Pengalaman berkesan Pak Victor melakukan LDR (Long Distance Riding) dari BSD City hingga Klaten. Menghadirkan banyak pelajaran hidup yang layak menjadi inspirasi bagi anak muda.

Gambar : Instagram.com/velojitensa

Mengunjungi kampung halaman merupakan momen yang dinanti-nanti oleh setiap orang untuk bertemu dan bersilaturahmi orang tua hingga sanak saudara. Menjelang hari libur, umumnya banyak dari masyarakat Indonesia berebut memesan tiket perjalanan. Berbeda halnya dengan salah satu guru Bahasa Inggris di SMA Santa Ursula BSD, Bapak Victor Puguh Harsanto. Tahun ini, beliau memilih cara yang unik untuk berkunjung ke tempat memori masa kecil hingga remajanya, yaitu Klaten, Jawa Tengah. Berbekal hobi dan pengalamannya selama ini, Pak Victor memutuskan untuk bersepeda ke kampung halamannya. Selama satu tahun terakhir, beliau memanfaatkan tren bersepeda di masa pandemi secara intensif untuk mengunjungi berbagai tempat, mulai dari Jakarta, Anyer, Cilegon, Kepulauan Seribu, Kebun Raya Bogor, hingga Gunung Bunder.

Mengayuh pedal sejauh 677 km bukanlah hal yang mudah. Berawal dari Pak Victor dan Pak Oky (guru Sejarah SMA Santa Ursula BSD) yang spontan ingin bersepeda ke daerah Jawa Tengah, rumah orang tua mereka. Akhirnya, mereka merealisasikan rencana spontan mereka pada tanggal 14 Juni 2021. Menggunakan sepeda Federal, sepeda buatan lokal yang beliau beli di Klaten sebelum pandemi melanda, Pak Victor dan Pak Oky akhirnya berangkat dari Tangerang Selatan menuju Desa Jagalan, Kecamatan Karang Nongko, Klaten. Namun, ketika mereka sampai di Cikarang, Pak Oky memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan akibat cedera pada kakinya. Mulanya, Pak Victor sempat ragu. Namun, akhirnya beliau memutuskan untuk melanjutkan perjalanan sendirian dengan berbekal tekad yang bulat dan keberaniannya.

Gambar : Instagram.com/velojitensa

Sebagai seorang yang juga gemar olahraga naik gunung, Pak Victor merasa bersepeda dan naik gunung dapat membuatnya aktif bergerak dan berdialog dengan dirinya sendiri atau bisa dikatakan seperti berziarah. Dengan melakukan olahraga tersebut, beliau dapat melihat kembali apa yang telah terjadi di masa lalu dan melihat apa saja yang hendak dilakukan untuk hidup dengan lebih baik ke depannya. Pak Victor meyakini bahwa Long Distance Riding itu tidak hanya membutuhkan kekuatan atau strength tetapi perlu endurance, ketahanan, terlebih ketika harus bertahan di balik panas disertai angin kencang di Pantura. 

Gambar : Instagram.com/velojitensa

Dari perjalanannya, beliau mendapatkan hal baik dari orang lain sekalipun. Beliau bertemu dengan pesepeda lain yang memberinya 5 botol air mineral, kemudian ada tukang parkir dan tukang galon yang sempat berbincang dengannya mengenai sepedanya yang berlumpur dan karatan. Dan Pak Victor mengatakan bahwa hal ini terjadi karena beliau memutuskan untuk pulang kampung dengan bersepeda. Di sisi lain, Pak Victor juga menjumpai orang-orang membuang sampah sembarangan dan pembangunan jalan yang tidak merata. Tak sedikit juga teman bahkan alumni yang antusias menanyakan kabar Pak Victor selama perjalanan berlangsung. Setelah 4 hari menuju Klaten, beliau disambut oleh teman SMA-nya yang lama tak berjumpa sejak tahun 1998. 

Pak Victor merasa gowes kali ini membawa kebahagiaan tersendiri untuk dirinya. Melalui perjalanan ini juga, Pak Victor bisa berdamai dengan dirinya dan konflik internal yang beliau alami. Beliau pun berpesan agar siswa-siswi SMA Santa Ursula BSD melakukan hobi atau interest masing-masing dengan tulus agar kelak hobi itu memberi manfaat yang baik untuk fisik dan mental terlebih di masa pandemi. 

“Yang penting bukan sepedanya, tapi sepedaannya.”

-Victor Puguh Harsanto-

Pak Victor

DI BALIK TIRAI BERDAYA

Penulis:
Vanya Aurelia S. XI IPB
Elisabeth Clara D. XII IPS 1

Jumat, 27 Agustus 2021

Dalam rangka menindaklanjuti acara MENTARI (Melestarikan Budaya di Era Pandemi) yang diselenggarakan pada tanggal 9 Juni 2021, OSIS SMA Santa Ursula BSD kembali membuat program BERDAYA (Berkarya dari Budaya) yang mengusung tema “Remaja, Budaya Nasional, dan Pandemi”. Rangkaian acara ini dilaksanakan pada tanggal 10, 12, 14, dan 17 Agustus 2021 melalui kanal YouTube “Sanur on Screen”. Video serial “Klub BERDAYA” menjadi rangkaian acara pertama yang ditampilkan merupakan drama dengan 3 episode bersambung yang menceritakan tentang diskusi budaya dalam suatu klub beranggotakan 6 orang murid beserta satu guru. 

Aretha, siswi kelas XI MIPA 1 berperan sebagai salah satu murid Klub BERDAYA bernama Fang Yin. Fang Yin digambarkan sebagai seorang asal Pontianak berketurunan Tionghoa yang proaktif dan menyukai K-Pop. Mulanya, ketika diajak untuk bergabung dalam BERDAYA dan mengetahui karakter yang akan ia perankan, Aretha merasa dirinya memiliki kemiripan dengan Fang Yin sehingga ia langsung menyetujui ajakan tersebut. Baginya, dengan menjadi bagian dari BERDAYA, ia dapat bersosialisasi dengan teman-teman baru meski hanya bertemu secara daring. Aretha merasa kegiatan BERDAYA membuatnya sadar bahwa setiap orang berbeda tetapi tetap dapat bersatu karena adanya toleransi. Dari terlaksananya program ini, ia berharap semua penonton dari komunitas Santa Ursula BSD maupun khalayak lainnya menyadari indahnya perbedaan yang ada di tanah air tercinta, Indonesia.

Tokoh lainnya adalah Kalinda, murid asal Tabanan, Bali yang berkarakter halus, rajin, aktif di kelas, dan serius dalam pelajaran. Tokoh ini diperankan oleh Airin yang juga berasal dari kelas XI MIPA 1. Setelah menjalani latihan dan proses perekaman, Airin merasa dirinya menjadi lebih nyaman untuk menyalakan kamera, mikrofon, dan aktif menjawab pertanyaan di kelasnya. Airin merasa pengetahuannya akan budaya Indonesia semakin bertambah, terutama budaya Kalimantan dan Flores. Menjadi pemeran dalam Klub BERDAYA ini membuatnya senang dapat berpartisipasi dalam program OSIS yang menakjubkan. Airin memiliki harapan agar murid-murid Santa Ursula BSD dapat mengeksplorasi berbagai suku dan budaya Indonesia sehingga dapat mempermudah proses interaksi.

Sebagai puncak penutup dari acara BERDAYA dan bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia, OSIS SMA Santa Ursula BSD mempersembahkan “Pentas BERDAYA Virtual” yang menampilkan kompilasi karya seni peserta didik yang bertemakan budaya Indonesia, di antaranya tarian tradisional, musik dan lagu daerah, pencak silat, karya sastra, makeup khas daerah, karya lukis, serta fotografi. 

Maria Velda Callista Sutrisno, siswi kelas XII IPS 1 tampil sebagai vokalis sekaligus panitia BERDAYA. Ia terpilih untuk mengisi lagu Suwe Ora Jamu di bagian awal serta dilanjutkan oleh 2 penyanyi setelahnya, Marco dan Cilla. Velda mengatakan bahwa dalam menyanyikan lagu Suwe Ora Jamu ini ia mengalami banyak hal baru. Mulai dari belajar cara menyinden, proses rekaman lagu Suwe Ora Jamu, hingga memodifikasi aransemen lagu secara spontan baginya  merupakan tantangan baru yang menyenangkan.

Sebagai panitia, ia melihat program ini terlaksana dengan sangat baik. Namun ia juga menambahkan jika melihat dari sudut pandang peserta didik lainnya yang belum menyaksikan mungkin euforia BERDAYA kurang terasa. Dengan bergabung menjadi peserta, ia merasa bahwa pesan yang ingin disampaikan oleh panitia mengenai keberagaman di antara siswa-siswi Santa Ursula BSD sudah tersampaikan dengan baik. Mereka pun memiliki potensi yang luar biasa untuk menunjukkan bahwa mereka tetap bisa berkarya di tengah pandemi. Velda berharap agar peserta didik Santa Ursula BSD lebih terbuka terhadap keberagaman budaya karena banyak budaya Indonesia yang masih belum diketahui orang banyak. Ia pun berkata bahwa anak muda boleh menyukai budaya luar, tetapi harus tetap mengingat jati diri mereka sebagai anak bangsa yang memiliki keragaman kultur yang variatif. Terakhir, ia mengingatkan jika masing-masing orang memiliki potensi untuk melestarikan budaya Indonesia sehingga jangan pernah takut untuk berkarya dan mengekspresikan diri di dunia luar.

Tak hanya dari bidang musik dan lagu daerah, Gabriella Wynne Isabelle atau yang akrab disapa dengan panggilan Wynne kelas XI IPS 2 merupakan salah satu partisipan di bidang makeup. Bersama dengan Jovy, mereka menampilkan riasan wajah dengan konsep yang beragam. Wynne mengatakan bahwa konsep makeup yang pertama terinspirasi dari riasan wajah pernikahan wanita Jawa. Sedangkan untuk penampilan kedua, ia membuat riasan seperti seorang penari Bali dengan tiga titik beras putih di atas alisnya, serta menggunakan konsep yang lebih modern dan sederhana. Kedua konsep riasan ini ia modifikasi kembali dengan gaya yang lebih sederhana, modern, dan anggun. 

Untuk persiapan pembuatan video, Wynne mengatakan bahwa ia membutuhkan beberapa perangkat, seperti sebuah ring light, background, peralatan makeup dan face paint. Namun, untuk membuat riasan wajah dibutuhkan kira-kira 2-3 jam untuk masing-masing riasan dimana sudah termasuk hairstyling di dalamnya. Selama mempersiapkan pementasan, Wynne merasa senang dapat turut berpartisipasi dan menambah pengalaman baru khususnya dalam menampilkan keahliannya dalam merias diri. Ia mengutarakan rasa senangnya karena bisa bekerja sama dengan Jovy yang memiliki passion yang sama dengan dirinya. Ia berharap melalui rangkaian program BERDAYA ini generasi muda dapat mengetahui kebudayaan Indonesia yang sangat beragam dan semoga semua orang dapat menyadari serta mengasah bakat mereka yang terpendam.

Gambar : Tim BERDAYA 2021

-DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA-

BERDAYA

© 2021, OSIS SMA Santa Ursula BSD

  • YouTube
  • Spotify
  • Instagram
bottom of page